Search

Pahami Esensi Kurikulum Merdeka, Mahasiswa STAI RAYA Ikuti Pelatihan

STAI RAYA bekerja sama dengan Yayasan Wakaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI) Mlokorejo mengadakan kegiatan In House Training (IHT) Pembelajaran di Era Kurikulum Merdeka dan Penyusunan Modul Ajar, (25/06/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di auditorium lantai II SMP Plus Bustanul Ulum tersebut diikuti oleh dewan guru SMP dan SMA Plus Bustanul Ulum Mlokorejo serta mahasiswa STAI RAYA.

Abdul Mu’is selaku pemateri pada sesi pertama menyatakan bahwa karakteristik kurikulum merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek, fokus pada materi esensial, fleksibilitas pembelajaran dan pengembangan kompetensi. Secara garis besar dari keempat karakter tersebut beliau menegaskan. “Guru boleh berinovasi dan berkreasi ketika di dalam kelas, sesuai dengan kondisi lingkungan, kemampuan peserta didik, dan materi yang diajarkan.”

Selain karakteristik di atas, implementasi kurikulum merdeka juga memiliki tantangan. Abdul Mu’is mengklasifikasi menjadi 3 tantangan. Pertama, perubahan mindset, seorang guru sudah merubah cara berpikirnya untuk tidak menyentuh metode ceramah. Dia harus memaksakan diri untuk menggunakan metode lebih fresh, membuat semua mahasiswa aktif dan memusatkan perhatian mereka. Kedua, sumber belajar, ketersediaan sumber belajar baik cetak maupun non cetak. Ketiga, dukungan pelatihan, untuk meningkatkan pemahaman dan skill implementasi kurikulum merdeka seorang guru perlu mengikuti pelatihan.

Dirinya juga menyentuh tujuan dari kurikulum merdeka. “Salah satu tujuan utama kurikulum merdeka adalah mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang memiliki karakter Pancasila. Sekarang materi bisa diakses di mana saja, karena itu hal utama yang perlu menjadi perhatian pendidik adalah karakter siswa. Karena itu, dia harus tampil dan menjadi contoh karakter Pancasila.”

Hal senada juga disampaikan oleh Nonik Purwati. Di awal sesi materi penyusunan modul ajar, dirinya menyampaikan bahwa minimal ATP (Alur dan Tujuan Pembelajaran) memuat tiga hal. Capaian pembelajaran (CP) yang sudah baku dari pemerintah. Kemudian CP diturunkan menjadi TP (Tujuan Pembelajaran). Pada saat penyusunan TP baiknya melakukan asesmen diagnosis terlebih dahulu. Untuk menemukan kompetensi yang hendak dicapai pada TP. Kemudian menentukan P3 (Profil Pelajar Pancasila). P3 bisa dianalisis melalui kegiatan pada TP. Apakah dia nanti melahirkan karakter yang bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar, kritis atau kreatif.

Nonik Purwati dalam kesempatan tersebut juga menegaskan, tidak benar bila dikatakan Kurikulum Merdeka jauh dari agama. “Saya di sini mengkonfirmasi dan menegaskan, tidak benar bila kurikulum merdeka dikatakan meninggalkan nilai keagamaan. Buktinya, hal pertama dalam Profil Pelajar Pancasila adalah melahirkan karakter yang bertakwa dan berakhlak mulia.”

+ posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top