Jember, 29/11/2025 — Yayasan Wakaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI) Mlokorejo kembali menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama Serial Kelas Adab, sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan serta penguatan sinergi antarlembaga di bawah naungan YWSPI. Acara ini dilaksanakan di Auditorium lantai II Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo dan dihadiri oleh seluruh pegawai yayasan, mulai dari Ustadz–Ustadzah Madrasah Diniyah, Dewan Guru SMP dan SMA Plus Bustanul Ulum, hingga para dosen STAI RAYA Jember.
Pada kesempatan kali ini, materi utama mengangkat tema “Adab Berpakaian”, yang disampaikan oleh Ketua YWSPI, KH. Robitul Firdaus, S.H., M.S.I., Ph.D. Beliau memaparkan dimensi adab dalam perspektif aqidah, fiqih, tasawuf dan adab berpakaian itu sendiri.
Dalam pemaparannya, KH. Robitul Firdaus menjelaskan bahwa dahulu kebiasaan kaum jahiliyah itu melakukan tawaf dalam keadaan telanjang. Mereka menganggap ketelanjangan sebagai bentuk “kemurnian” karena berkeyakinan bahwa Nabi Adam diturunkan dari surga akibat perbuatan zina, dan zina dikaitkan dengan pakaian. Pemahaman keliru inilah yang kemudian diluruskan oleh Islam dengan menegakkan syariat aurat dan adab berpakaian yang benar.

Beliau menegaskan bahwa Allah tidak melihat jenis, merek, atau bahan pakaian, namun memperhatikan libāsut taqwā “pakaian ketakwaan” yang sebagian ulama menafsirkannya sebagai amal saleh. Dengan demikian, kualitas adab seseorang tidak diukur dari kemewahan penampilan, tetapi dari niat dan ketundukannya pada aturan Ilahi.
KH. Robitul Firdaus juga menekankan bahwa fungsi utama aurat adalah menutup syahwat dan mencegah potensi fitnah. Penjagaan aurat bukan sekadar aturan fikih, tetapi sarana menjaga kehormatan diri dan menjaga masyarakat dari kerusakan moral.
Beliau menyampaikan dawuh :
“Yang melihat harus menjaga pandangan, dan yang dilihat harus menjaga pakaian. Baru keduanya bisa saling terjaga.”
Pesan tersebut menegaskan bahwa adab berpakaian adalah tanggung jawab dua arah baik laki-laki maupun perempuan demi terciptanya lingkungan yang saling menghormati.
Dalam kesempatan itu, beliau juga meluruskan pemahaman umum bahwa aurat bukan hanya bagian tubuh yang wajib ditutupi, tetapi juga segala sesuatu yang berpotensi mengundang syahwat. Dengan demikian, cara berpakaian, gaya, ketat–longgar, transparansi kain, hingga cara seseorang menampilkan diri semuanya termasuk dalam ranah adab aurat.
Acara Belajar Bersama ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang mengokohkan pemahaman adab dalam setiap lini pendidikan. Dengan sinergi yang kuat dan komitmen bersama, YWSPI optimis akan terus melahirkan generasi yang kompeten, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan penuh integritas.




