Dalam beberapa pekan terakhir, isu seputar keberadaan PT. IMASCO, sebuah perusahaan pertambangan kapur di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, semakin memanas di kalangan masyarakat. Banyak warga Puger menganggap bahwa dampak negatif dari operasional perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan dampak positif yang dihasilkan.
Pada tanggal 31 Januari 2025, alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas PGRI Jember (Unipar) mengadakan sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat dari Puger dan daerah sekitarnya, termasuk tokoh masyarakat Kasian, tokoh masyarakat muda dari Mloko, serta anggota dari berbagai organisasi mahasiswa seperti BEM dan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMII) dari Unej, Unipar dan STAI Raden Abdullah Yaqin. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari BAPEDDA, pemerintah daerah, dan Bupati Jember.
FGD ini diselenggarakan untuk membahas dampak operasional PT. IMASCO serta mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat. Tiga tema utama dibahas dalam forum tersebut:
- Resistensi Pertambangan Kapur Dalam Perspektif Dampak Lingkungan dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember (PAD).
- Seberapa Besar Dampak Ekonomi Mikro dan Kecil serta menengah dengan Adanya Pertambangan Kapur di Kecamatan Puger
- Dampak Pertambangan Kapur terhadap Analisa Lingkungan serta Kesehatan Manusia di Sekitar Area Tambang.
Dalam diskusi tersebut, terungkap bahwa meski PT. IMASCO memberikan kontribusi positif dari segi pendapatan asli daerah sebesar 30 miliar rupiah, dampak yang dirasakan oleh masyarakat tidak bisa diabaikan. Para audiens mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap berbagai masalah yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan, seperti gangguan kesehatan, kerusakan infrastruktur jalan, polusi udara, serta dampak negatif terhadap sektor pendidikan.
Masyarakat Puger berharap bahwa setelah diadakannya FGD, langkah konkret dapat diambil untuk menanggapi tuntutan mereka. Sejumlah warga bahkan telah melakukan demonstrasi panjang dari Puger menuju Rambi Puji, menuntut agar operasional PT. IMASCO segera dihentikan demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Harapan kami, pemerintah dapat meninjau ulang izin operasi PT. IMASCO dan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan sehari-hari kami,” ungkap salah satu perwakilan warga. FGD ini menjadi titik penggalian lebih dalam tentang kompleksitas hubungan antara pembangunan ekonomi dan kesejahteraan lingkungan, dengan harapan agar solusi yang tepat dapat ditemukan demi kepentingan masyarakat Puger dan sekitarnya.