Jember (06/07/2025)– Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh dosen-dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Abdullah Yaqin STAI RAYA Mlokorejo Jember dalam forum ilmiah internasional. Tiga dosen STAI RAYA, yaitu Sinta Bella, M.Pd., Muhyidin, S.Hum., M.Pd., dan Achmad Mahrus Helmi, M.Pd., berhasil meraih penghargaan Best Paper dalam ajang International Conferences yang diikuti oleh para akademisi dari berbagai daerah se Jawa Timur.
Paper yang mengantarkan tim STAI RAYA meraih penghargaan tersebut berjudul “Ekoliterasi Santri: Transformasi Kesadaran Lingkungan di Pesantren Hijau di Indonesia.” Karya ilmiah ini dinilai memiliki distingsi yang kuat dibandingkan dengan paper lain karena menawarkan pendekatan yang unik dan kontekstual dalam membahas isu lingkungan.
Secara khusus, tim penulis mengangkat isu ekoliterasi atau kesadaran literasi lingkungan bukan dari sudut pandang sekuler atau teknokratis sebagaimana yang umum dijumpai dalam studi lingkungan, melainkan dari pendekatan pendidikan Islam berbasis pesantren. Perspektif ini menegaskan bahwa pesantren, sebagai lembaga pendidikan keislaman tradisional, memiliki potensi besar dalam mentransformasikan kesadaran ekologis santri melalui nilai-nilai keagamaan dan praktik hidup berkelanjutan.
Distingsi kedua yang menjadi keunggulan paper ini adalah fokusnya pada studi transformasi kesadaran lingkungan yang bersumber dari pengalaman nyata pesantren-pesantren hijau di Indonesia. Para penulis berhasil menggali dan memotret praktik-praktik ekologis yang selama ini hidup dan berkembang di tengah komunitas pesantren, namun belum banyak dijadikan subjek penelitian akademik secara mendalam.
“Melalui riset ini, kami ingin menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai ruang potensial untuk menumbuhkan kesadaran ekologis yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan tradisi lokal,” ujar Sinta Bella, salah satu penulis sekaligus dosen STAI RAYA Mlokorejo.
Keberhasilan ini tidak hanya membanggakan STAI RAYA sebagai institusi, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan kajian pendidikan lingkungan berbasis lokal dan religius. Kemenangan ini diharapkan dapat menginspirasi para akademisi lain untuk terus mengembangkan penelitian-penelitian kontekstual yang berkontribusi pada keberlanjutan bumi dan kemanusiaan.